Dalam dunia motivasi, sikap teladan sangat berpengaruh besar ketika kita akan memotivasi orang lain. Tentunya motivasi diberikan kepada seseorang agar orang tersebut mau bertindak, bersikap atau memiliki karakter sesuai dengan tujuan kita memotivasi orang tersebut. Dalam prosesnya tentu ada sesuatu yang dilatih baik itu dalam pola pikir, perilaku maupun kebiasaan. Hal ini akan cepat dilakukan oleh orang yang kita motivasi apabila mereka tahu bahwa kita sendiri melakukannya dan telah berhasil mencapai target tujuan yang direncanakan.
Mengelola sumber daya manusia tidak saja sulit, tetapi juga makan waktu. Sebaiknya dilakukan dengan kelemahlembutan, kesabaran, mengamati, memuji, memberi peringatan maupun penghargaan. Lebih baik lagi bila dilakukan dengan memberikan teladan.
Semua orang yang menunduki jabatan manajer atau penyelia (supervisor) pada dasarnya adalah seorang salesperson. Yang dijualnya adalah sikap baik dan budaya kerja yang baik. Bila Anda tidak mempraktekkan hal-hal baik itu, mustahil Anda akan bisa "menjual"nya.
Anda dinilai orang berdasarkan apa yang Anda lakukan, bukan apa yang Anda katakan. Pemimpin yang baik memahami bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Mereka menyadari bahwa orang-orang di sekelilingnya memperhatikan cara kerjanya, dan bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhotbahkannya.
Banyak pula para manajer yang baru menduduki jabatannya menyangka bahwa tolok ukur yang berlaku bagi tingkat di bawahnya tidak perlu lagi ditaatinya. Orang-orang seperti ini berpikir bahwa tugasnya adalah menyuruh orang-orang melakukan sesuatu tanpa ia sendiri perlu melakukannya. Bila seseorang tidak percaya bahwa hal-hal yang disuruhnya melakukan itu patut untuk ia lakukan pula, maka sulit mengharap orang lain sudi melakukan apa yang disuruhnya lakukan. Kekuatan dan kelemahan sebuah lembaga, atau departemen, atau unit, seringkali mencerminkan kekuatan atau kelemahan orang yang memimpin dan mengelola lembaga itu.
Bila Anda mulai melihat bahwa orang-orang yang bekerja di sekeliling Anda tidak menjalankan pekerjaan mereka sesuai dengan keinginan Anda, maka sudah saatnya Anda melihat ke dalam diri sendiri. Apakah Anda memenuhi tolok ukur kinerja yang Anda patok? Apakah Anda melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, atau hanya menyuruh orang untuk bekerja keras? Kalau Anda sendiri suka bersantai dan berlalai-lalai
ketika atasan Anda tidak di tempat, bagaimana mungkin Anda mengharap anak buah menghargai perintah Anda ketika Anda sedang tidak di tempat? Kalau Anda sering datang terlambat, mangapa Anda marah ketika Anak buah Anda tidak tepat waktu?
Hijau bagi Anda adalah hijau bagi staf Anda. Janganlah membuat standar ganda. Bila Anda menghendaki staf Anda taat pada aturan, Anda harus lebih dahulu taat pada aturan itu.
Camkan! Jangan pernah meremehkan pentingnya keteladanan.
[ Erry Riyana Hardjapamekas ]
Semua orang yang menunduki jabatan manajer atau penyelia (supervisor) pada dasarnya adalah seorang salesperson. Yang dijualnya adalah sikap baik dan budaya kerja yang baik. Bila Anda tidak mempraktekkan hal-hal baik itu, mustahil Anda akan bisa "menjual"nya.
Anda dinilai orang berdasarkan apa yang Anda lakukan, bukan apa yang Anda katakan. Pemimpin yang baik memahami bahwa teladan adalah sebuah alat yang ampuh dan efektif. Mereka menyadari bahwa orang-orang di sekelilingnya memperhatikan cara kerjanya, dan bahwa keteladanan yang diberikannya berdaya pengaruh jauh lebih hebat dibandingkan bila ia hanya mengkhotbahkannya.
Banyak pula para manajer yang baru menduduki jabatannya menyangka bahwa tolok ukur yang berlaku bagi tingkat di bawahnya tidak perlu lagi ditaatinya. Orang-orang seperti ini berpikir bahwa tugasnya adalah menyuruh orang-orang melakukan sesuatu tanpa ia sendiri perlu melakukannya. Bila seseorang tidak percaya bahwa hal-hal yang disuruhnya melakukan itu patut untuk ia lakukan pula, maka sulit mengharap orang lain sudi melakukan apa yang disuruhnya lakukan. Kekuatan dan kelemahan sebuah lembaga, atau departemen, atau unit, seringkali mencerminkan kekuatan atau kelemahan orang yang memimpin dan mengelola lembaga itu.
Bila Anda mulai melihat bahwa orang-orang yang bekerja di sekeliling Anda tidak menjalankan pekerjaan mereka sesuai dengan keinginan Anda, maka sudah saatnya Anda melihat ke dalam diri sendiri. Apakah Anda memenuhi tolok ukur kinerja yang Anda patok? Apakah Anda melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, atau hanya menyuruh orang untuk bekerja keras? Kalau Anda sendiri suka bersantai dan berlalai-lalai
ketika atasan Anda tidak di tempat, bagaimana mungkin Anda mengharap anak buah menghargai perintah Anda ketika Anda sedang tidak di tempat? Kalau Anda sering datang terlambat, mangapa Anda marah ketika Anak buah Anda tidak tepat waktu?
Hijau bagi Anda adalah hijau bagi staf Anda. Janganlah membuat standar ganda. Bila Anda menghendaki staf Anda taat pada aturan, Anda harus lebih dahulu taat pada aturan itu.
Camkan! Jangan pernah meremehkan pentingnya keteladanan.
[ Erry Riyana Hardjapamekas ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi komentar, mudah-mudahan bermanfaat untuk semua pengunjung.